Saturday, 19 January 2019

Kata-kata Untuk Ayah Tercinta yang Telah Lebih Dahulu Pergi

Kata-kata Untuk Ayah Tercinta yang Telah Lebih Dahulu Pergi, Semoga Engkau Tenang Di alam Sana
 

1. Saat aku dilahirkan kedunia, dirimu seketika menjadi lelaki pertama yang aku kenal. 

Lelaki pertama yang kukenal via http://www.zdravasrbija.com
Ayah. Begitulah aku memanggilmu sejak saat itu hingga saat ini dan bahkan selamanya. Dirimu merupakan lelaki pertama yang aku kenal begitu raga lemah ini tiba di dunia. Bersama ibu, kita sungguh menjalani kehidupan yang bahagia seperti kisah di negeri dongeng. 

Pelukan hangat guna menenangkan tangisanku, kecup manja yang terkadang membuatku geli, hingga jemari kekarmu yang selalu ada untuk menggelitiki tubuh mungil bayimu ini tak pernah luput mengiringi setiap langkah awal kehidupanku. Ayah, aku yakin dirimulah satu-satunya lelaki yang takkan pernah membiarkan anakmu ini terluka sedikitpun.
2. Larutnya malam bukan menjadi alasanmu untuk tidak membuatku tersenyum.


Ayah membuatku tersenyum via http://www.yosbeda.com
Hari demi hari aku tumbuh semakin besar, dirimu semakin terpacu untuk mencari nafkah lebih gencar guna memenuhi segala kebutuhan serta keinginan malaikat kecilmu yang nakal ini.

Aku yakin semua yang telah engkau lakukan adalah yang terbaik untukku, meskipun telah banyak waktumu tersita untuk mencari nafkah keluarga, berkelumit dengan sejumlah tekanan, hingga hari-hari penuh peluh yang kau lewati, namun tak pernah sekalipun engkau tampak mengeluh dengan segala yang dirasa.

Kepulanganmu saat larut malam selalu kutunggu dan kunanti, kepulanganmu yang terkadang disertai sebungkus makanan ringan atau mainan selalu mampu membuatku tersenyum. Namun ayah, sesungguhnya kepulanganmu dengan selamat disertai ukiran senyum di bibirmu lah yang selalu aku nantikan setiap harinya.
3. Hingga tiba saatnya semua berubah. Ayah engkau berusaha dengan begitu keras.


Tak pernah ada manusia yang ingin sakit. Begitupun aku, namun semua yang kau lakukan itu begitu keras ayah. Saat tubuhmu yang dulu gagah perkasa kini mulai menurun karena di gergoti penyakit, hatiku tak sanggup untuk menerima segala kesedihan dan kecemasan ini. Laksana mendapat tamparan yang keras secara bertubi-tubi, ayah maafkan diriku yang tak mampu menjaga dirimu dengan baik.

Aku ingin engkau selalu sehat ayah, hari ini, besok, tahun depan dan untuk selamanya. Aku ingin ayah selalu ada untukku dengan tubuh yang selalu sehat, untuk menyaksikan saat aku wisuda ataupun saat pernikahanku kelak. Ayah, kutahu dirimu merupakan sosok yang tangguh dan selalu bisa menghadapi segalanya, bahkan engkau lebih kuat dibandingkan para super hero dalam cerita dongeng. Ayah, teruslah berjuang untuk kesehatanmu!
4. Setangguh apapun karang, akhirnya akan runtuh pula. Jika tuhan akhirnya memiliki rencana yang lebih indah untukmu, kucoba untuk selalu ikhlas.


kucoba ikhlas via http://www.kaskus.co.id
Waktu kebersamaan ini terasa begitu sangat singkat ayah. Rasanya baru kemarin raga ini terlelap berada dipangkuanmu. Namun kini ternyata tuhan ingin mengambil dirimu dari pelukku dan ibu dengan lebih cepat. Aku sadar bahwa tuhan jauh lebih menyayangimu dariku juga ibu, Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah untuk mu ayah.

Ayah, selamat jalan, kami ikhlas melepasmu terbang menuju pangkuan sang ilahi rabbi. Namun izinkan aku menangis sekejap untuk dapat mengenangmu dengan lebih tegar selamanya. Ayah, aku dan ibu akan selalu menyayangimu.
5. Aku akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh sepertimu agar aku bisa menjaga ibu selalu.

Semenjak meninggalnya dirimu, aku berusaha untuk menjadi teman hidup terbaik bagi ibu. Aku dan ibu harus saling berpegangan dan berangkulan untuk meneruskan jalan kehidupan walau kini tanpamu ayah.

Keadaan membuat aku dan ibu terus belajar mengenai makna kehidupan serta mengambil hikmah dari setiap hal manis maupun hal pahit yang dialami. Kini kami sudah jauh lebih tenang, untuk melepas kepergianmu.

Ayah, percayalah malaikat kecilmu ini dan kekasihmu kini telah tumbuh menjadi pribadi tangguh lebih dari yang kau bayangkan.
6. Kini doa menjadi satu-satunya alat komunikasi denganmu, aku percaya bahwa tuhan maha mendengar.


Ayah, walau ragamu tak lagi di sisiku, walau kita tidak lagi berpijak pada bumi yang sama, dan walau kini kita telah berbeda dimensi, aku percaya di suatu tempat sana doa dan harapan tulus kami akan selalu sampai padamu melalui tuhan, dan semoga tuhan memberikanmu tempat yang layak untukmu.

Ayah, tetaplah tersenyum di pangkuanNya, Tunggulah kami yang kini sedang mengantri untuk menyusulmu menghadap sang Ilahi rabbi, menanti panggilan itu karena sesungguhnya setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Semoga kita bisa bertemu lagi di surganya kelak.

0 comments:

Post a Comment